“PERSIAPAN HAJI DENGAN NAFKAH HALAL”
“Dan Teman Shaleh”

Jama’ah haji.
Ingat bahwa haji adalah kesempatan besar untuk mensucikan diri dari kerendahan akhlak dan kekotoran dosa, dan kesempatan untuk bertaubat dari keterjerumusan kepada maksiat dan kekurangtaatan. Sebagaimana kita tahu bahwa mensucikan diri dibulan agung ini bisa dicapai dengan beberapa segi.
Pembicaraan tentang mensucikan diri dengan ilmu bermanfaat sudah terdahulu. Adapun yang berkaitan dengan masalah kedua yaitu mempersiapkan diri dari nafkah halal dan pengaruhnya dalam pensucian diri di musim agung ini, ketahuilah saudaraku karena sesungguhnya kalian diperintahkan memakan halal di setiap kesempatan seperti firman Allah SWT “Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik dari apa yang kami rezkikan kepadamu dan bersyukurlan kepada Allah jika kalian menyembahnya” , akan tetapi di haji urusan ini lebih ditekankan, karena makanan halal menjadi penyebab dikabulkannya do’a, betapa ruginya jiwa ketika tidak diterima haji mereka disebabkan nafkah haram, karena bisa jadi haji ini adalah haji satu-satunya sepanjang hidup.
Dalam sahih Muslim RA dari Abi Hurairah RA berkata; Rasulullah SAW bersabda “Wahai manusia sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik, sesungguhnya Allah menyuruh orang beriman sebabaimana menyuruh para Rasul, kemudian berfirman” “wahai para Rasul makanlah yang baik dan beramal salehlah, sesungguhnya saya mengetahui apa yang kalian kerjakan” dan firman Allah “Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang aku rezkikan kepadamu”, kemudian Nabi menyebutkan seorang lelaki yang melakukan perjalanan jauh lusuh dan berdebu mengankat tangannya ke langit seraya berkata ya… Rab. Ya Rab, sementara makanan, minuman dan pakaiannya dari yang haram, bagaimana mungkin dikabulkan do’anya.
Dalam pelaksanaan haji engkau banyak berdo’a dan minta dikabulkan amalmu, dan memperbaiki dirimu, diampuni dosamu, dan lain sebagainya dari kebaikan dunia dan akhirat, bagaimana mungkin engkau meminta semua itu sementara nafkahmu belum dibersihkan.
Tetapi saudaraku apa yang dimaksud membersihkan nafkah untuk hajimu?
Maksudnya adalah penghasilan yang halal, jika engkau pegawai maka ikhlasmu dalam bekerja, amanahmu pada apa yang diemban, dan nasehatmu disana, menjadi sebab dalam penghasilanmu untuk upah yang halal dari pekerjaan ini, kemudian sesungguhnya nafkah hajimu dari sisi ini adalah nafkah yang baik insya Allah. Jika engkau adalah pedagang maka kebaikanmu dalam perdagangan, kejujuranmu dalam mu’amalah, dan kamu menjauhi tipu, mengelabui dan tipudaya, menjadi sebab bersihnya penghasilanmu, apabila nafkah hajimu dari sana niscaya ia manjadi nafkah yang baik insya Allah, demikianlah keadaannya apapun bentuk pekerjaanmu dan jenis usahamu.
Saudara Haji,
Semangat untuk mencari rezeki yang halal bukan hanya untuk haji saja, bukan, namun diharapkan dengan haji ini bisa membersihkan dirimu dari sisi ini, maka engkau akan memperhatikan diri mu dan meluruskan pekerjaan dan penghasilanmu, agar makananmu, minumanmu, pakaianmu sepanjang hidup adalah dari yang halal, betapa banyak kebaikan diperlihatkan dengan hal ini, maka jadilah haji sebagai penyebab membersihkan diri dan kemenangannya.
Adapun masalah yang ketiga: adalah mempersiapkan haji dengan teman yang shaleh, ini juga menjadi sebab mensucikan jiwa pada musim yang agung ini.
Jikalau engkau membutuhkan teman yang shaleh dalam semua keadaanmu, maka dalam berhaji akan lebih membutuhkan itu, karena ia akan membantumu dalam melaksanakan manasik sesuai dengan yang disyariatkan Allah dan petunjuk Rasulullah SAW, perhatikanlah arahan Rasulullah SAW dalam teman yang shaleh, seperti hadis sahih Buhari dari Abu Musa RA dari Nabi SAW, beliau bersabda: “perumpamaan orang yang berteman dengan orang yang saleh dan orang yang buruk, seperti orang pembawa kesturi dan pandai besi, maka penjual kesturi bisa jadi memberimu kesturi atau kamu beli darinya atau kamu mendapatkan aromanya, adapun pandai besi bisa jadi bajumu terbakar, atau kamu mendapat aroma tidak sedap.”
Akan tetapi saudaraku siapapun teman yang kamu pilih adalah temann yang kebersamaan dengannya mendatangkan kesembuhan, nesehatnya menjadi obat, kamu ambil manfaat hanya dengan melihatnya sebelum ia bercerita, sedih di hatinya gembira di wajahnya, teman yang kebaikanya segera dan keburukanya hilang, sedikit bicara, banyak bekerja, teman yang tidak menyingkap aib dan tidak mencela, tidak dalam ketiadaan kamu dan tidak meraguimu, apabila disebut Allah dia berzikir, apabila diberi ia berterimakasih, apabila dicoba ia bersabar, teman yang bersenjatakan ilmu dan adab, apabila berbicara mengingatkan, apabila diam maka ia dahulu, mempunyai hubungan kuat dengan Allah secara aqidah dan akhlak, belajar dan mengajar, teman yang menolong untuk kebaikan dan manjauhi dari keburukan, apabila melihat ada kebaikan darimu ia akan menganggapnya, dan apabila ada kekurangan darimu ia tutup, apabila engkau tidak tahu ia ajarkan, dan apabila engkau lupa ia ingatkan, apabila engkau bermalasan maka ia bantu kamu.
Saudaraku, berapa engkau mensucikan diri di musim yang agung ini, dengan ditemani teman seperti ini, dan tidak ada pensucian diri kecuali dengan cegahannya, dari kebatilan dan pertolonganya dalam kebaikan. Dan menambah ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, semua ini wahai saudara hajiku kamu dapatkan dengan teman seperti teman itu.
Diterjemahkan Oleh: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.
Penerjemah Kemenag Tanah Datar.
1,645 total views, 1 views today
Baca juga tulisan lainnya di bawah ini:
Statistik Pengunjung





