“PERSIAPAN HAJI DENGAN ILMU BERMANFAAT”

Jama’ah haji.
Selamat datang di episode baru dari “alhaj wa tazkiyatun nufus” dengan sisi baru dari pensucian jiwa di musim yang agung ini, yaitu mensucikan diri dengan persiapan haji, ada tiga permasalahan disini yaitu
- Persiapan ilmu bermanfaat
- Persiapan nafkah halal
- Persiapan pendamping yang shaleh
Setiap ini mempunyai sisi pengaruh yang besar terhadap pensucian diri.
Tapi bagaimana caranya mensucikan diri dengan mempersiapkan ilmu yang bermanfaat?
Pesiapan haji dengan ilmu bermanfaat mempunyai dua hal penting:
Pertama: persiapan ilmu bermanfaat yang berkaitan dengan haji, maka pelajarilah apa yang diajarkan Rasulullah SAW dalam hajinya untuk di ikuti, seperti arahannya kepada umat untuk mengambil nusuk darinya, seperti di hadis shahih Muslim dari Jabir RA ia berkata aku melihat Rasulullah SAW menlontar dari atas ontanya pada hari nahar dan berkata “hendaklah engkau ambil manasik kalian dariku, sesungguhnya aku tidak tahu apakah aku akan berhaji setelah ini”
Bagi calon haji hendaknya mempersiapkan diri untuk mengetahui sifat hajinya sesuai yang diajarkan Nabi SAW, dan belajar bagaiman berihram sesuai petunjuk Nabi SAW, bukan karena melihat orang lain melakukannya, bagaiman thawaf sesuai petunjuk Nabi SAW, bukan karena melihat orang thawaf, bagaiman sa’i sesuai petunjuk Nabi SAW bukan karena melihat orang sa’i, bagaimana wukuf di Arafah seperti yang diajarkan Nabi SAW bukan karena melihat orang lain wukuf, dan bagaimana melontar jumrah sesuai petunjuk Nabi SAW bukan karena melihat orang lain melontar, dan amalam-amalan haji yang lainnya dan pada episode berikutnya kita akan singgung bagaiman petunjuk Nabi SAW dalam berhaji.
Saudaraku Haji,
Kalua engkau perhatikan haji kebanyakan orang mereka hanya taklid dan meniru-niru, bisa jadi dengan melihat orang lain di sekitarnya dan melakukan hal serupa tanpa mengecek keabshanan amal tersebut, atau mereka mengikuti seorang yang memimpin mereka dalam berhaji yang akan mengarahkan mereka ke kanan dan ke kiri, ia bedo’a dan mereka mengikutinya di belakang, mungkin ia mengikuti do’a yang ia tidak mengerti, atau ia mengulangnya dengan lafaz yang salah, maka jadilah do’a itu memeberatkannya daripada seharusnya menguntungkannya, kalau ada yang seperti itu ia seperti kilauan, jika orang lain bagus ia akan bagus jika orang lain buruk ia juga buruk.
Ini semua tidak terjadi kecuali karena kurangnya persiapan haji mereka dengan ilmu bermanfaat, yang menjadi sebab diterimanya haji dan selamatnya amal mereka, dan ironinya ini banyak terjadi bagi orang yang terpelajar, bahkan ini terjadi bagi orang yang berpendidikan tinggi, bagaimana mungkin ia tidak sanggup mempersiapkan diri untuk haji dengan mempelajari bagaiman haji yang benar, betapa mudah dan gampangnya bagi mereka yang mau belajar.
Hal lain yang menjadi pesiapan haji dengan ilmu bermanfaat: yaitu ilmu yang berkaitan dengan perjalanan, ibadahnya, adab-adabnya, karena itu akan mensucikan jiwa dan penyelamat dari dosa.
Sebagai contoh mempelajari hukum shalat jama’ dan qasar dalam perjalanan, atau menyapu sepatu khaffain, apabila dibutuhkan, dan yang berkaitan dengan thaharah seperti tayamum dan lainnya, dan yang berkaitan dengan shalat sunnah di atas kendaraan dalam perjalanan dan bolehnya shalat di atas kendaraan dalam beberapa bentuk, seperti dalam hadis shahih Bukhari dari Amir bin Rabi’ah, aku melihat Rasulullah SAW diatas kendaraannya sambil bertasbih (shalat di atas kendaraan) memberi isyarat dengan kepalanya sebelum menghadap ke satu arah, dan Rasulullah SAW tidak pernah melakukan itu di shalat wajibnya. Al-Laits berkata Yunus mengabarkan kepada saya dari Ibnu Syihab ia berkata, Salim berkata, Abdullah bin Umar RA shalat di atas kendaraannya di malam hari dan ia sedang musafir, ia menghadap ke mana saja, Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bertasbih dari atas kendaraannya sebelum menghadap ke satu arah, ia shalat witir di situ namun beliau tidak shalat wajib”
Dan ilmu bermanfaat yang harus dipersiapkan calon haji pada adab perjalanan adalah: mengetahui doa safar dan do’a pulang, seperti petunjuk Nabi SAW ketika belaiau sudah tepat di punggung ontanya ingin keluar melakukan perjalan beliau bertakbir tiga kali kemudian membaca:
((سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ، فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ))
Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kamu akan kembali kepada Rabb kami, Ya Allah kami minta kepadamu untuk menjadikan perjalanan inii kebaikan dan takwa, dan amal yang kami lakukan engkau ridhai ya Allah mudahkanlah perjalanan ini untuk kami dekatkanlah jauhnya, ya Allah engkaulah pemilik perjalanan ini, dan penjagi keluarga yang tinggal, Ya allah aku berselindung kepadamu kesulitan perjalanan ini, dan kesuraman penglihatan dan kehilangan harta dan keluarga.
dan apabila kembali mengucapkan
((آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ ))
Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada tuhan kami.
Demikian juga apabila seorang musafir berhenti di suatu tempat, petunjuk Nabi SAW di hadis Khaulah binti Hakim Al-Sulamiyah ia berkata: Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang turun di suatu tempat kemudian membaca
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaannya:
Niscaya tidak ada yang akan memudharatkannya sesuatupun, sampai ia berangkat dari tempat tersebut.
Saudara Sekalian.
Mensucikan diri terjadi dengan persiapan ilmu bermanfaat dengan beberapa bentuk.
Pertama: ia menjadi jalan untuk mencapai haji mabrur yang balasannya disiapkan Allah adalah surga, seperti hadis Abu Hurairah RA bahwa Rasulllah SAW bersabad: “Umrah ke umrah ada ampunan disana, Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”
Kedua: wujud realisasi mengikut kepada Nabi SAW sebab Allah memuji mereka yang mengikuti Nabinya dalam firmanNya: “Sunnguh pada Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik bagi yang mengharap Allah dan hari akhirat serta banyak mengingat Allah”
Ketiga: Ia menjadi tanda keinginan berbuat baik bagi seorang hamba, seperti dalam hadis shahih Bukhari dari Mu’awiyah RA ia berkata; aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “orang yang Allah inginkan kebaikan untuknya akan difahamkan ia dalam beragama” mempelajari tatacara berhaji dengan benar adalah bertafaquh (memahami) agama.
Keempat: Semangat mempelajari ilmu bermanfaat yang diajarkan agama adalah jalan menuju surga, seperti dalam hadis shahih Muslim dari Abu Hurairah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “siapa saja yang menempuh jalan yang di dalamnya ada ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan ke surga”
Kelima: Selamat dari bid’ah dan dosa dalam haji mereka sebagaimana banyak orang yang terjerumus ke dalamnya itu semua disebabkan kebodohan mereka dan kurangnya persiapan meraka dengan ilmu tentan syiar yang agung ini.
Diterjemahkan Oleh: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.
Penerjemah Kemenag Tanah Datar.
Sumber: https://www.alukah.net/spotlight/0/حلقات-إذاعية-“الحج-والتزكية”-3-الاستعداد-للحج-بالعلم-النافع/
2,020 total views, 1 views today
Baca juga tulisan lainnya di bawah ini:
Statistik Pengunjung





