KISAH NYATA TENTANG ZAKAT
Diterjemahkan Oleh: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.
Penerjemah Kemenag Tanah Datar

Membayar zakat kepada faqir miskin adalah ibadah terbaik yang disukai Allah dan dibalasNya dengan balasan yang setimpal, Alllah berfirman dalam Al-Quran: “Bertaqwalah kepada Allah semampu kalian………….” QS. Ataghabun. 16. Kita wajib memberikan hak fakir dari apa yang Allah berikan pada kita. Dan tidak boleh melampaui batas dalam hak mereka.
KISAH ASHAB AL-JANNAH
Dahulu kala hidup seorang lelaki shaleh di desa dekat Aden Yaman, ia dikaruniahi kebun yang subur dan ia selalu memberikan hasil panennya kepada faqir dan mereka yang membutuhkan untuk kebutuhan mereka dan anak –anak mereka, hal ini justru menjadikan kebunnya terus berbuah dengan buah yang banyak nan luarbiasa.
Hari berlalu ia menua, tetapi anak mereka menolak perbuatannya, dan berbincang sesama mereka bapak kita adalah orang aneh yang selalu memberikan fakir miskin semua ini, suatu hari salah seorang diantara mereka bertanya kepada ayah mereka “Ayah, kenapa engkau memberikan fakir miskin semua ini sementara kami sangat membutuhkan harta terserbut” sang bapak marah dan memberi tahu mereka bahwa harta ini adalah harta Allah dan kita akan dijaga Allah dengan memberi kepada mereka.
Manusia tidak hidup sendirian di dunia, oleh sebab itu kita harus lemah lembut kepada orang miskin dan mereka yang membutuhkan, saya suka berbuat baik kepada manusia, hidup dengan mereka dan mencarikan solusi jika ada masalah.
Orang tua itu meninggal yang meneyebabkan kesediahn seluruh kampung, kematiannya menjadi buah bibir beberapa hari karena perbuatan baiknya, anak-anak mereka mewarisi hartanya seraya berkata, bapak kita orang aneh dengan memberikan harta kepada fakir miskin, kita tidak akan melakukan hal yang sama.
Mereka berkata apa yang diberikan bapak kita kepada fakir miskin menjadi milik kita dan kita memang berhak mendapatkannya, hasil panen kali ini full untuk kita semua karena kita yang menanam, kita yang bekerja, salah seorang diantara mereka tidak setuju dan mengingatkan bahwa apa yang dilakukan bapak kita akan mendatangkan keberkahan untuk kita.
Tetapi yang lain menolak dan hari panen sudah dekat mereka bertambah rajin menggilai ladang mereka, ketika datang waktu panen. Mereka berkumpul dan berkata “Dinihari nanti sebelum para fakir itu terbangun kita panen tanaman kita”, mereka sepakat termasuk yang tadi menolak.
Pada sore hari ketika mereka tertidur pulas Allah turunkan azabnya, Allah turunkan api dari langit maka terbakarlah semua tanaman di kebun tanpa kecuali, kebun yang tadinya subur berubah menjadi tanah yang tandus berbatu kerikil tajam sebagai iqab dari Allah kepada mereka, dan ketika besok dini hari mereka ke kebun tidak menemukan apa-apa lagi disana.
Tanah mereka menjadi hitam sehingga mereka mengira tersesat, setelah akhirnya memastikan bahwa itu adalah kebun mereka. Mereka sadar bahwa Allah telah mengharamkan mereka dari hasil panen tersebut disebabkan kerakusan mereka. Hal ini menjadi pelajaran paling berharga bagi mereka sepanjang hidup dan siapa yang membac tulisan ini. Wallahu A’lam.
4,823 total views, 1 views today
Baca juga tulisan lainnya di bawah ini:
Statistik Pengunjung





