KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN
AMAL DIANGKAT ALLAH PADA BULAN ITU

Ditahqiq oleh; Khalid Ahmad Al-Muth’iniy
Berapa saat lagi akan datang bulan Sya’ban yang dikhususkan Rasulullah SAW untuk memperbanyak puasa disana, dan ia adalah bulan kebanyakan orang yang lalai antara bulan Rajab dan Ramadhan, dan ia adalah bulan diangkatnya amalan kehadirat Allah Rabul Alamin.
Ia juga dianggap sebagai bulan ancang-ancang dan persiapan maknawi dan ruhi, untuk menyambut bulan Ramadhan, sehingga kita bisa melaksanakan puasa dari awal bulan Ramadan sesuai dengan tutunan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya “siapa yang berpuasa pada bulan ramdhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala, diampunkan dosanya yang terdahulu.”
Para Ulama menjelaskan bahwa sebagai persiapan untuk memasuki bulan ramadhan yang mulia dianjurkan memperbanyak ketaatan kepada Allah dalam segala bentuk apalagi berpuasa, sebagaimana difahami dari perbuatan Nabi dan para Sahabat, para tabiin dan salaf al-Shalih, sebagai latihan jiwa untuk ketaatan sebelum masuknya bulan puasa, yang memberikan dorongan ruh dan keimanan, dan menolong melaksanakan berbagai macam amal ibadah pada bulan Ramadhan, dan menjelaskan bahwa jangan sampai lalai pada bulan Sya’ban dari ketaatan kepada Allah, berzikir, mendekatkan diri khususnya bulan ini adalah bulan diangkatnya amal ke sisi Allah.
DR Thaha Abu Krisya anggota Ikatan Pemebesar Ulama Al-Azhar mengatakan, bulan Sya’ban adalah pemberian keimanan, mengajak semua Muslim untuk mempergunakan malam dan siangnya serta seluruh waktu dalam bulan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ketaatan dan mempebanyak berpuasa, beristighfar, membaca Al-Quran, berzikir dan beselawat kepada Rasulullah SAW, bersedekah, dan berbuat baik, menghubungkan silaturrahim sembari menjelaskan bahwa bulan Sya’ban adalah kamp untuk melatih jiwa, ruh dan badan dan persiapan untuk menyambut ibadah pada bulan Al-Quran, puasa sunnah misalnya pada bulan Sya’ban, persiapan ruhani untuk melaksankan puasa wajib di bulan Ramadhan, demikian juga dengan shalat sunnah sebelum shalat wajib.
DR thaha menambahkan bahwa bulan antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan Sya’ban dimana banyak manusia lalai di sana sebagaimana diungkapkan Rasulullah dalam hadis shahih; diriwayatkan oleh imam Tarmizi dan Nasa’I dari Usamah bin Zaid RA, ia berkata : aku berkata: wahai Rasulullah saya tidak melihat engkau bepuasa menyamai puasamu di bulan sya’ban, ia berkata; Bulan itu adalah bulan dimana banyak orang lalai tetangnya antara Rajab dan Ramadhan itu adalah bulan diangkatnya amalan ke sisi Allah SWT dan saya sangat suka amal saya diangkat sementara saya dalam keadaan berpuasa”
PETUNJUK NABI
Dan dijelakasn bahwa Nabi Muhammmad SAW mempunyai kondisi khusus pada bulan Sya’ban yang mejelasakan keutamaan dan posisi bulan ini karena banyak kebaikan di sana, sungguh banyak hadis yang menerangkan itu diantaranya: Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ummul Mukminin Aisya RA ia berkata; “saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya selai bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat ia banyak berpuasa selain bulan Sya’ban,” dalam riawayat Abu Daud Aisyah berkata; “bulan yang paling disukai nabi untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban..”
Dan juga ia mengisyaratkan bahwa para sahabat dan tabiin RA sekalian, memperhatikan bulan ini –Sya’ban- dengan perhatian khusus, karena mereka mengetahui aroma dan kemuliaannya, mereka menghadapi Kitabullah untuk membaca dan mempelajarinya, mereka meninfaqkan harta mereka, berlomba-lomba untuk kebaikan, seolah-olah mereka mempersiapkan hati mereka untuk menyambut aroma bulan Ramadhan yang Agung, sehingga ketika Ramadhan datang hati mereka sudah dipenuhi oleh keimanan dan bibir mereka sudah basah dengan berzikir, indera mereka terpelihara dari yang haram pendeknya mereka suci dan murni, mereka merasakan nikmatnya shalat qiyam dan lezatnya berpuasa, dan tidak pernah bosan dengan amal shaleh, karena hati mereka tercampur dengan layar keimanan, cahaya keyakinan menembus ruh mereka, dan teteram hatinya dengan berzikir kepada Allah berbuat kebaiakan, meninggalkan kemungkaran, dan Allah berfirman dalam Kitabnya “Orang yang beriman dan teteram hati mereka dengan berzikir kepada Allah, ketehuilah hanya dengan berzikir kepada Allah hati menjadi Teteram”
BERIBADAH PADA MASA LALAI
Dalam konteks terkait, DR Abdul Ghaffar Hilal Gurubesar Al-Azhar menjelaskan, yang dimaksud dengan diangkatnya amal pada bulan Sya’ban adalah, sebagaimana hadis shahih menjelaskan itu, artinya amal-amal sunnah, dan ini diharapkan kepada setiap muslim untuk besungguh-sungguh sampai pada penutup amalnya menjadi baik, sangat dimaklumi bahwa mencari husnul khatimah adalah hal yang disunnahkan bagi manusia untuk memintanya dari Allah bahkan ia harus gigih dalam memintanya, dalam sebuah do’a yang masyhur dikatakan; “Ya allah jadikanlah sebaik-baik amal kami penutupnya dan sebaik-baik hari kami adalah hari berjumpa denganMu” ia mengisyaratkan bahwa muslim yang shaleh selalu berusaha untuk mengambil manfaat dari waktu-waktunya dalam ketaatan keapa Allah azza wajalla, dan menjauhkan diri dari maksiatNya sehingga mereka mendapatkan ridha Allah di dunia dan akhirat, sembari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi tentang bulan Sya’ban, bahwa ia adalah bulan banyak manusia lalai di sana, Ia ingin memberi tahu kalian wahai kaum Muslimin, tidak sepantasnya kalian lalai dari Allah ketika banyak manusia lalai, bahkan kalian harus selalu bersiap terhadap Allah tanpa lalai, kalian menghadapi ibadah dimana banyak manusia menundanya, engkau berinfak dimana yang lain kikir, engkau shalat malam dimana yang lain tidur, engkau berzikir dimana yang lain menjauh dan lalai, engkau menjaga shalatmu dimana yang lain banyak meninggalkannya.
DR Abdl Ghaffar menambahkan sesungguhnya Nabi SAW, yang mulia dengan sabdanya itu ingin mengingatkan manusia sekalian tentang keutamaan menghidupkan waktu-waktu lalainya manusia dengan ketaatan, karena demikian yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dan para tabi’in, misalnya mereka mengisi waktu antara isya dengan shalat karena banyak yang lalai, ia berkata: itu adalah waktu yang banyak orang lalai dari ketaatan kepada Allah, sembari menjelaskan bahwa bulan Sya’ban adalah latihan kemampuan untuk bulan Ramadhan, maka mari kita hidupkan siang dan malam bulan Sya’ban dengan menjaga puasa, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW, kami tidak ingin mengatakan kepadamu untuk berpusa sebulan penuh, tidak separuhnya akan tetapi puasalah contohnya senin dan kamis atau setidaknya puasa ayam al-bidh, yaitu tigabelas empatbelas dan limabelas bulan itu, dan mari menjaga shalat jama’ah di masjid, dimana banyak manusia meremehkan hal itu sekarang di dunia, dengan memperbanyak bersedekah, dan mengerjakan apapun yang mendekatkan engakau kepada Allah:
Penerjemah: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.
Sumber: https://gate.ahram.org.eg/daily/News/508516.aspx
4,210 total views, 1 views today
Baca juga tulisan lainnya di bawah ini:
Statistik Pengunjung





