KESEMPURNAAN PEKERJAAN ADALAH TUNTUTAN SYAR’I

Para da’i menekankan bahwa kesempurnaan dalam bekerja adalah tuntutan syar’i, layaknya kewajiban beribadah, dan merupakan sifat terpuji yang wajib dipakai setiap manusia, dengan pandangan bahwa apabila terpenuhi sifat tersebut di masyarakat maka akan naiklah derjat mereka kepada yang lebih tinggi.
Mereka menjelaskan kepada al-rayah seseorang apabila diberikan kepada mereka tanggung jawab maka wajib hukumnya untuk melaksanakannya sesempurna mungkin; karena ia diamanahi pekerjaan ini dan ia harus berusaha sekuat tenaga dan kemampuan untuk menyempurnakannya, mereka menambahkan bahwa hal tersebut adalah kebiasaan para salaf umat ini.
Mereka berkata; sesungguhnya kesempurnaan itu mencakup semua pekerjaan dan profesi yang dilakukan setiap person, dan pekerjaan yang dilakukan itu adalah amanah, dan akan ditanya Allah SWT pada hari kiamat kelak, dan menambahkan bahwa siapa yang mengambil upah akan dihitung dengan pekerjaan, mereka menekankan bahwa kesempurnaan dan kebaikan serta memelihara amanah dan mengerjakan semua tanggung jawab diperintahkan di setiap pekerjaan baik tinggi maupun rendah, dan diharapkan dari setiap person kecil ataupun besar, dan sesungguhnya umat dan masyarakat adalah satu bangunan yang tidak mungkin sempurna dan seimbang ketika ada bangunan yang condong atau tidak pada tempatnya, mengingat perkataan Rasulullah SAW, “Sessungguhnya Allah mencintai apabila kalian mengerjakan satu pekerjaan untuk menyempurnakannya”
TUNTUTAN SYAR’I
Syeikh Amir Almari berkata: Sesungguhnya kesempurnaan pekerjaan adalah tuntutan syar’i sama saja apakah pekerjaan itu tuntutan dunia ataupun agama, dan itu adalah ibadah yang dituntut dan termasuk sifat yang terpuji yang harus dipakai manusia, ia menambahkan bahwa tidak dikeragui lagi apabila sifat tersebut terpenuhi dalam masyarakat maka akan mengangkat masyarat tersebut.
Syeikh menjelaskan bahwa kesempurnaan ibadah adalah dengan melakukannya sesuai syarat-syaratnya, seperti Allah perintahkan kita untuk mendirikan shalat dan tidak memerintahkan kita untuk mengerjakan shalat, itu adalah isyarat perintah untuk menyempurnakannya dan melaksanakannya sebagaimana mestinya; karena ia telah diamanahi pekerjaan tersebut, dia harus mengeluarkan semua kebisaan dan kemampuan untuk menyempurnyakannya, dan hal tersebut adalah kebiasaan salaf umat ini apabila di wakilkan kepada mereka satu urusan, ia menambahkan bahwa kesempurnaan amal hukumnya umum dan tidak terfokus kepada satu amal tertentu saja.
SEMPURNA DAN LEBIH BAIK
Disampaing itu Syeikh Saqr Al-Shahwani menegaskan bahwa Allah SWT mendorong dalam kitab suci untuk kesempurnaan dan kebaikan, seperti apa yang diungkapkan Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW seperti firman Allah “Dan katakanlah kepada hambaku untuk mengatakan yang baik saja” dan firman Allah “Jangan engkau mendebat Ahli Kitab kecuali dengan cara yang baik” dan Rasulullah yang mulia berkata: “Sesungghunya Allah menwajibkan kebaikan atas segala sesuatu” dan menambahkan bahwa syari’ah Islamiah selalu mengajak kita kepada kesempurnaan, kebaikan dan keteladanan, dan menambahkan bahwa Nabi SAW selalu menjaga urusan ini oleh karena itu maka sesungguhnya kewajiban akan terbagi berdasarkan kemampuan, kemahiran dan berdasarkan latihan terhadap itu, dengan catatan bahwa kalaulah urusannya hanya sekedar meakukan sesuatu saja niscaya setiap orang akan sanggup melakukannya dengan arahan dari orang lain, atau orang yang diberi izin untuk melakukannya atau seseorang yang dibawa kedalam Islam, namun Nabi SAW membersihkan pemimpin dan membaikkan para dai, semua itu demi kesempurnyaan dan kebagusan untuk ursan itu.
Syeikh Syaqar Sya’rani mengatakan: Syariat selalu mencari kepada kebaikan dan kesempurnaan, menambahkan bahwa setiap perusahaan ataupun perkumpulan tidak akan mempermasalahkan seorang apabila ia sempurna dalam pekerjaannya.
BANGKITNYA UMAT
DR Ahmad Abdul Mun’im dengan posisinya menjelaskan bahwa kebangkitan umat dari tidurnya dan kemajuannya mempunyai beberapa penyebab, diantaranya ada didalam dalil syar’i, dan didukung sebahagiannya oleh realita, dan pendapat orang pintarpun bersamaan dengan itu, dan samanya antara dalil dan akal akan kepentingan dan keharusan keberadaannya dan tidak ada tempat lari untuk merealisasikannya bagi yang ingin sukses dan berhasil kalau tidak maka jadilah umat lebih dekat kepada kenakalan dan kerugian, dengan menambahkan bahwa sebab-sebab penting tersebut yang tidak ada perselisihan tentang pujiannya dan celaan untuk orang yang meninggalkannya yaitu berkaiatan dengan pentingnya kesempurnan pekerjaan.
Syeikh berkata: ketika manusia sudah tidak mau tau lagi tentang kesempurnaan pekerjaan mereka dan melakukannya menurut semestinya, maka sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan, ia menambahkan: Sesungguhnya Allah telah mencipatakan segala sesuatu di bumi dengan sempurna, dan menurunkan manusia ke bumi ini juga dengan sempurna, dan menjadikan manusia itu sebagai khalifah dan memerintahkannya untuk berjalan di penjuru bumi dan memakmurkannya, dan mewajibkan manusia untuk berbuat baik dan melarang dari berbuat fasad di bumi setelah bumi itu baik dimana Allah SWT berfirman: “Ciptaan Allah yang menyempurnakan segala sesuatu, sesungguhnya Ia maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” sebagaimana Ia juga berfirman “Dan janganlah berbuat kerusakan di muka bumi setelah bumi itu baik, dan serulah Allah dengan rasa takut dan harap ridhonya sesungguhnya rahmat Allah dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” dan FirmanNya “Diantara manusisa ada yang mengagumkan kalian perkataannya tentang kehidupan dunia dan mereka bersaksi dengan nama Allah apa yang dalam hatinya sementara mereka adalah musuh yang sangat nyata, dan apabila mereka berpaling dibumi untuk membuat kerusakan dan menghancurkan tumbuhan dan keturunan dan Allah tidak menyukai orang yang membuat kerusakan”
PUJIAN BAGI YANG BERBUAT BAIK
Syeikh menambahkan: Ayat-ayat ini dan ayat serupa banyak dibaca orang mereka dengar perintah berbuat baik dan larangan berbuat kerusakan dan mereka membaca juga pujian bagi yang berbuat baik dan celaan bagi yang berbuat kerusakan, dan mereka mengira itu hanya untuk orang yang bekerja secara umum dan pekerjaan besar saja, mereka alpa bahwa kesempurnaan dan kebaikan pekerjaan dan menjaga amanah serta melaksanakan tanggungjawab diperintahkan di setiap pekerjaan besar ataupun kecil, dan dituntut dari setiap orang besar ataupun kecil, dan sesungguhnya umat dan masyarakat adalah satu bangunan yang tidak mungkin akan sempurna dan kokoh apabila ada kecondongan di sana, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang berkerja untuk menyempurnakannya”
DR Ahmad menambahkan bahwa Sempurna itu adalah: melaksanakan pekerjaan itu tanpa celah dan tanpa salah dan konsekwen dengan tuntutan pekerjaan itu dan mengikuti keriteria pekerjaan tertentu, demikian juga dengan melaksanakannya pada waktu tertentu tanpa diundur.
SEMUA PEKERJAAN
DR berkata: kesempurnaan adalah Syariah Islam dan sama dalam segalanya baik perbuatan, perkataan termasuk juga kesempurnaan ibadah seperti wudhu’, Shalat, dan kesempurnaan pekerjaan dunia dan ini mencakup semua pekerjaan profesi yang dilakukan seseorang, Pekerjaan yang dilakukan seseorang adalah amanah dan akan ditanya Allah SWT pada hari kiamat dan siapa yang mengambil imbalan akan ditambahkan kepada amal itu.
Diterjemahkan oleh: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.
Penerjemah Kemenag Tanah Datar Sumber : https://www.raya.com/2022/09/16/الإتقان-في-العمل-مطلب-شرعي
3,074 total views, 1 views today
Baca juga tulisan lainnya di bawah ini:
Statistik Pengunjung





