KEDUDUKAN

KHUTBAH JUMAT

Wahai kalian yang beriman,

Kalau manusia melihat nikmat yang allah berikan kepada mereka dari depan dan dari belakang, serta dari kiri dan kanan, niscaya ia akan menenmukan keajaiban nikmat yang luar biasa, yang tidak bisa dihitung walaupun berkumpul jin dan manusia untuk melakukan itu, semakin jelas hakikat terbesar Al-Quran sepanjang zaman dan dimanapun, “Jikalau kalian menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak bisa menghitungnya” dihadapan yang banyak tersebut banyak lagi nikmat yang bisa dilihat oleh hati yang memahami jelasnya makna nama Allah “alghaniy”(maha kaya)maka hati akan kosong dan diisi dengan keimanan dan petunjuk, implikasinya jelas dalam perkataan dan perbuatan manusia, bergerak dan diamnya maka ia menjadi “Mereka yang mengatakan Tuhan kami Allah kemudian ia beristiqamah” .

Wahai kalian yang beriman

Sungguh Allah telah membagi nikmatnya diantara hambanya, dan nikmatnya sudah terbagi antara makhluknya, dengan pembagian yang terjadi menurut aturan alam, pembagian yang meluruskan yang ada, sebahagian orang ada yang mempunyai ilmu dan sebahagian yang lain ada yang mempunyai produksi, dan bagi yang lain ada harta, di yang ke empat ada pendapat dan di yang kelima ada kekuatan tubuh, di yang keenam ada posisi dan tanggung jawab, dan ini lah nikmat yang dikhususkan oleh Tuhan kita kepada yang ia kehendaki dari hambanya dan membawanya kepada suatu Kedudukan, Ketika harta adalah milik raga maka kedudukan milik hati.

Maka si pemilik kekuasaan tadi akan kokoh di tengah  manusia, katanya di dengar, didahulukan, pendapatnya diminta, ia diikuti ia menjadi rujukan untuk kebutuhan mereka, biasanya ia didengar oleh orang yang membutuhkannya, maka ia akan berjalan dibelakang kebutuhan manusia, memudahkan yang susah, menyelesaikan masalah, dan menolong yang membutuhkan, dan meringankan siapa yang sakit, mendamaikan mereka, dan melakukan pekerjaan yang orang lain tidak bisa mengerjakannya, itu adalah pertolongan Allah karena sesungguhnya “Allah menolong hambaNya selama hambanya menolong saudaranya.”

Wahai kaum Mukminin,

Orang yang mempunyai kedudukan yang di puji Allah hatinya suci, amalnya murni, mereka tidak mau meninggi di bumi ini apalagi berbuat kerusakan, sungguh Allah telah menafikan keinginan itu bukan perbuatannya karena siapa yang tidak mau meninggi di dunia dan tidak berbuat kerusakan maka lebih utama lagi mereka tidak melakukannya karena balasannya demikian “Itulah kampung akhirat kami jadikan bagi mereka yang tidak menginginkan ketinggian di bumi dan juga tidak berbuat kerusakan dan penhujung ada bagi orang yang bertakwa”

Hamba Allah. Sesungguhnya kedudukan dengan keikhlasan adalah sifat yang diciptakan Allah pada Nabinya terkhusus kepada para nabi yang terpilih yaitu wali dan pilihannya,  Sungguh Allah menyebut nabi Musa dengan sebutan itu ketia Ia berkata “Adalah isa mempunyai kedudukan terhormat” dan disebutkan Isa bin Maryam dengan sebutan “Mempunyai kedudukan terhormat di dunia dan akhirat serta termasuk hamba yang mendekatkan diri”, dan sifat ini membuat akhlak yang tinggi seperti Allah menyebutkan Nabi Muhammad dengan sifat seperti perkataanNya “sesungguhnya engkau berakhlak mulia”

Sesungguhnya akhlak yang baik akan menyebabkan Istiqamah hati, maha benar perkataan, dan pembersihan perbuatan, permintaan hamba, meminta keredhaan Allah, Sungguh “Akhlak mulia akan membawa kebaikan dunia dan akhirat”  dan tidak ada yang lebih tinggi keberkahan bagi manusia dibanding perbuatan baik dan usaha untuk itu, dan kebaikan akan selalu menempel kepada manusia selama ia tetap memakainya , dan dikatakan: kebaikan itu ribuan dan tidak memisahkan pemiliknya sehingga Allah berkata : “jika Allah mengetahui ada kebaikan di hati kamu akan dibalas dengan yang lebih baik dari apa yang diambil darimu dan kamu akan diampuni dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Aqulu Qauli Haza wa Astaghfirullahal Adhim.

Penerjemah: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.

Sumber:

 15,022 total views,  1 views today