Jalan M. Yamin Bukit Gombak – Batusangkar, Telp. (0752) 71033

Selamat datang di website Kementerian Agama Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Membangun komunikasi, menjalin silaturahmi, dan berbagi informasi.

“ADAB HAJI”

Kaum muslimin

Selamat datang di episode baru “Al Haj wa Tazkiyatun Nufus” sekarang kita perhatikan mesucikan jiwa dengan memperhatikan beberapa adab haji.

Haji mempunyai pangaruh besar terhadap pensucian diri, seperti disebutkan di episode sebelumnya pengaruh ini untuk Jemaah dari beberapa segi yang sebahagian sudah disebutkan, dan di episode ini kita bahas pensucian diri dari beperapa adab haji, berdasarkan firman Allah SWT, “haji adalah beberapa bulan tertentu, siapa yang bersiap untuk melaksanakan haji maka jangan berkata rafats, berbuat fusuk dan berdebat dalam berhaji, dan apa saja  yang kalian lakukan dari amal baik akan diketahui Allah, berbekallah karena sebaik-baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepadaku wahai kalian yang mempunyai piiran”

Di ayat ini, larangan berkata rafats, berbuat fusuk, dan larang beradu debat disana ada perintah berbekal dengan bekal takwa.

Adapun Rafats: Ibnu Katsir berkata tentang itu: yaitu berhubungan suami istri: seperti firman Allah “dihalalkan atas kalian rafats (berhubungan) dengan isteri-isteri kalian” demikian juga dilarang semua penyebab yang akan menuju kepada berhubungan tersebut, seperti, berciuman dan lain sebagainya, demikian juga berujar dengan kata-kata itu apalagi di hadapan Wanita.

Ibnu Umar berkata: Rafats adalah mendatangi Wanita, dan berkata-kata antara lelaki dan Wanita dan menyebutkan itu dengan mulut mereka. Ibnu Abbas berkata: Rafats adalah apa yang disebutkan dekat Wanita. Atha’ bin abi Rabah: Rafats adalah jima’ atau yang sepadan dengannya dari perkataan kotor, demikian juga Ibnu Amru bin Dinar berkata. Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas: Rafats adalah berbuat tidak senonoh dengan Wanita atau berciuman ataupun mengedipkan mata. Dan mengucakpan kata-kata tidak senonoh kepadanya dan lain sebagainya, bagi jamaah haji yang ingin selamat hajinya dan suci jiwanya, agar menjauhi semua hal tersebut, ada orang yang terbiasa untuk berbicara seperti itu di perkumpulan-perkumpulan mereka, memang dengan tujuan bercanda namun ia terjerumus ke dalam perkataan kotor, mungkin ia tidak bisa merubah kebiasaan tersebut  sampai-sampai dalam pelaksanaan ibadah mereka dan pada hari-hari hajinya. Diharapkan dengan memperhatikan adab-adab haji ini menjadi jalan untuk meluruskan perkataan mereka dan memperbaiki ucapan mereka, yang akan mengembalikan manfaatnya untuk mereka sendiri dalam mensucikan diri.

Adapun adab kedua adalah:

Firman Allah SWT “Wala Fusuqa”  Ibun Abbas berkata, maksudnya adalah ma’siat sebagaimana atha’ dan mujahid dan lainnya berpendapat sama.

Muhammad bin Ishak dari Nafi’ dari Umar, ia berkata: Fusuq adalah maksiat-maksiat kepada Allah yang dilakukan baik dipancing atau tidak. Ibnu Umar berkata: Fusuq adalah melakukan Maksiat kepada Allah di tanah Haram, dan yang lain berkata: Fusuq maknanya mencaci, mereka berpegang kepada hadis sahih “Menhina muslim adalah fusuq dan membunuhnya dalah kufur”

Abdurrahman bin zaid bin Aslam berkata: Fusuk adalah menyemblih untuk berhala, Allah SWT berfirman: “Atau fisq yang disemblih selain allah”

Ad-dahak berkata: Fusuq adalah memanggil dengan gelar buruk, dan yang mengatakan: Fusuq adalah semua maksiat dengan mereka. Wallahu a’lam. Qurtubi berkata: Firman Allah “Wala Fusuqa” Artinya semua bentuk maksiat, Ibnu Abbas dan Atha’ dan Hasan berkata: ini adalah bendapat yang benar, karena mencakup seluruh pendapat.

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang berhaji tidak rafats tidak fusuq dia Kembali seperti hari dilahirkan ibunya” “dan haji mabrur tidak ada balasan untuknya kecuali surga”; HR Muslim dan lainya. Ahli fikih berkata: Haji mabrur adalah haji yang tidak bermaksiat kepada Allah selama menjalankan ibadah itu. Oleh karena itu setiap jema’ah haji agar antusias untuk mendapatkan haji mabrur yang akan mencapai surga dengan menjauhi maksiat kepada Allah dalam hajinya, oleh karena itu maka haji mabrur mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa jamaah haji, dan Kembali dari hajinya dalam keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Muslimin Jamaah Haji Baitullah

Adapun adab yang ketiga: Firman Allah “Wala jidala fil haj”

Ulama berbeda pendapat tentang makna ini: ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas dan Atha’ berkata: Jidal disini menggoda muslim sampai ia marah dan akhirnya menghina. Adapun dalam muzakarah ilmu hal tersebut tidak ada larangan, Qatadah berkata: Jidal adalah menghina, Ibnu Zaid dan Malik bin Anas berkata: Jidal disini adalah perselisihan antara manusia: siapa yang kebetulan mendapatkan posisi Ibrahim, seperti yang mereka lakukan di zaman jahiliyah ketika kaum quraisy tidak berada disisi bangsa Arab, kemudian mereka menjidal setelah itu, Arti ta’wil ini: tidak boleh bertengkar di tempat itu, berkata Sebagian lagi, Jidal adalah segolongan berkata: Haji hari ini dan golongan lain mengatakan haji hari esok, Mujahid dan rombongannya berkata: Perdebatan yang terjadi bulan-bulan ini dikalangan arab adalah perdebatan yang timbul tentang menjadikan haji dilaksanakan di luar bulan zulhijah, mereka bisa wukuf bersama di Arafah dan mereka menganggap ini perbuatan yang dibolehkan, bagaimanapun perdebatan mereka maka haji di luar bulan zulhijah adalah dilarang, sebaiknya mereka mengarahkan pemikiran mereka kepada hal-hal yang dibolehkan tentang haji mereka, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah di zaman ini, bahwa perdebatan tentang waktu dan tempat haji tidak harus ada, atau bahkan mereka berdebat tentang urusan lain, sebagimana diperhatikan bahwa sebahagian Jemaah haji tidak bisa menghindarkan diri dari perdebatan tentang urusan yang mudah sekalipun yang berkaitan dengan tempat tinggal, makanan, minuman dan lain sebagainya, yang menyebabkan mereka terjerumus kepada hal yang tidak boleh dan mereka ketinggalan banyak hal untuk berbuat baik.

Jamaah Haji.

Diantara adab yang terkandung dalam ayat di atas adalah Firman Allah: “Berbekallah sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa”

Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: “dulu penduduk Yaman pergi haji tanpa perbekalan, mereka berkata: kami bertawakal dan begitu mereka sampai di Makkah mereka meminta-minta,  maka diturunkalah ayat : “Berbekallah sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa” memerintahkan mereka untuk mempersiapkan bekal dunia, makanan, minuman, dan sebagainya dan itu tidak akan mengurangi hakikat tawakal kepada Allah SWT.

Dan Firmannya: “sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa” Ketika diperintahkan berbekal dunia mereka langsung diperintahkan berbekal akhirat, keduanya yang dimaksud dengan takwa, seperti firman Allah: “untuk perhiasan bagimu dan pakaian takwa itu lebih baik” Ketika disebutkan pakaian sebenarnya disebutkan setelah itu pakaian secara maknawi yaitu khusu’ dan taat serta takwa, dan disebutkan itu lebih baik dan lebih bermanfaat.

Dikatakan: ini merukapan peringatan bahwa dunia bukanlah selamanya. Maka Allah ingatkan mereka dengan perjalanan akhirat dan menyuruh mereka mempersiapkan bekal takwa karena sesungguhnya takwa adalah perbekalan akhirat.

Al-A’syi berkata:

Jika engkau tidak berjalan dengan perbekalan takwa            dan engkau temui setelah mati

orang yang berbekal

Kamu menyesal tidak sepertinya                                            kamu tidak mendapat seperti

mereka dapat

Jamaah Haji:

Kerjakanlah arahan Tuhan yang agung ini, dan berbekallah untuk haji kalian  dengan takwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjauhi larangan, dan mengerjakan perintah, kamu akan dapatkan kesucian dirimu dan kemenangannya.      

Diterjemahkan Oleh: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.

Penerjemah Kemenag Tanah Datar.

Sumber https://www.alukah.net/spotlight/0/8160/حلقات-إذاعية-“الحج-والتزكية”-6-من-آداب-الحج  

 1,763 total views,  1 views today

Berita Terkini
Peta Lokasi Kemenag Tanah Datar
Temukan Kami di Facebook

Statistik Pengunjung

1 0 2 0 1 7
Users Today : 64
Users Yesterday : 71
Views Today : 92
Views Yesterday : 117
Who's Online : 2
Your IP Address : 3.235.188.113


 


Jadwal Shalat Hari ini



Kategori Tulisan
Arsip Tulisan

 

Ikuti Kami di Twitter
Panel Login
Pencarian
Dokumentasi Kegiatan
Klik Slideshow di bawah untuk
melihat Galeri Foto secara lengkap
Kakamenag ...
Kakanwil m...
Kemenag be...
Penyerahan...
Raker 01
Raker 02
Raker 03
Raker 04
Agenda Kegiatan
September 2023
S M T W T F S
27 28 29 30 31 1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
Info Keberangkatan Haji
Nomor Porsi
Tanggal Lahir
 Format Tanggal : dd-mm-yyyy
Contoh : 20-12-1958
 
 
* Perkiraan Berangkat dapat digunakan sehari setelah pendaftaran