ABADIKAN AMAL SHALEH SETELAH RAMADHAN

Khutbah Jum’at
Kita telah meninggalkan bulan al-Quran, bulan taqwa, sabar Rahmat dan magfirah serta bulan terbebas dari neraka, kita belajar di sana sabar dan kesabaran dalam ketaatan dan meninggalkan maksiat, dan kita telah berjihad terhadap jiwa dan syahwat kita.
Ia adalah madrasah iman, dan halte ruhani untuk mempersiapkan diri bagi bulan yang lain, dan untuk mengasah keimanan bagi sisa umur, dan Ketika telah mengambil nasehat, I’tibar dan mengambil manfaat serta merubah hidupnya dimana tidak mungkin dilakukan di luar Ramadhan, ia benar-benar madrasah untuk perubahan, kita ubah amalan dan akhlak kita serta kebiasaan yang menyimpang dari syari’at Allah SWT sebagaiman firman Allah : “janganlah engkau seperti wanita yang mengurai tenunannya setelah ia tenun begitu kuat dan menjadikan sumpah kamu sebagai main-main” QS. An-Nahl; 92, jangan seperti Wanita yang mengurai tenunannya jikalau engkau mengambil manfaat dari Ramadhan dan terealisasi sifat-sifat orang yang bertakwa, dan jika engkau berpuasa dengan benar, qiyam dengan benar, engkau berjihad terhadap dirimu dengan benar, maka pujilah Allah dan bersyukurlah, dan mintalah agar bisa tetap seperti itu sampai mati.
Jangan sekali-kali , jangan sekali-kali mengurai tenunan yang sudah di tenun.
Jangan sekali-kali Kembali kepada kemaksiatan, dan meninggalkan ketaatan serta amal shaleh setelah Ramadhan, setelah engkau merasakan nikmatnya kektaatan serta lezatnya munajat, kemudian engkau Kembali kepada kemaksiatan, maka seburu-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan, bentuk mereka banyak diantaranya:
Mereka yang menyia-nyiakan shalat jamaah, setelah masjid dipenuhi mereka yang shalat tarawih yang hukumnya sunnah kita lihat mereka berkurang pelaksanaannya dalam shalat lima waktu yang merupakan wajib dan dikafirkan mereka yang meninggalkannya!!!
Dan ini adalah tanda-tanda tidak dikabulkannya amal seseorang, nau’zubillah, Karena hakikat orang yang berpuasa adalah bergembira Ketika mereka berbuka, mereka memuji dan bersyukur kepada Allah atas sempurnanya puasa mereka, pada saat yang bersamaan mereka menangis karena takut kalau-kalau amal mereka tidak diterima sebabaimana para salaf terdahulu menangis selama enam bulan setelah Ramadhan, hanya untuk meminta diakabulkan.
Maka diatara tanda diterimanya amal adalah Ketika engkau melihat seseorang kondisi ibadahnya lebih baik dari sebelumnya, dan engkau lihat bertambah penerimaannya terhadap ketaatan, Allah SWT berfirman: “Agar bertambah keimanan bersama keimanan mereka” QS. Al-Fath;4. Artinya pertambahan kepada kebaikan baik sercara Zahir ataupun batin, termasuk di dalamnya bertambahnya keimanan serta amal shalehnya, kalaulah seroang hamba bersyukur dengan sebenarnya kepada Allah maka engkau akan melihatnya bertambah kebaikan dan ketaatannya, dan ia menjauh dari maksiat dan syukur itu meninggalakan maksiat.
Demikianlah seharusnya seorang hamba berkelanjutan dalam ketaatan kepada Allah tetap dalam syariatnya dan lurus dalam agamanya, tidak mencari-cari alasan, dan menyembah Allah di satu bulan dan tidak di bulan yang lain, di satu tempat tidak di tempat yang lain, tidak seribu kali tidak, namun ia memahami bahwa tuhan Ramadhan sama dengan tuhan bulan lainnya.
Aqulu qauli haza waastaghfirullaal azim.
Penerjemah: M. Abrar Ali Amran
Penerjemah Kemenag Tanah Datar
Sumbar: https://www.alukah.net/sharia/1067/161949/دوام-العمل-الصالح-بعد-رمضان-خطبة/
4,403 total views, 1 views today
Baca juga tulisan lainnya di bawah ini:
Statistik Pengunjung





